Pada tanggal 1 Agustus 1966, sebuah tragedi memilukan mengguncang Amerika Serikat. Penembakan massal di University of Texas di Austin menjadi peristiwa penembakan massal pertama yang terjadi di kampus sekolah di negara ini. Di tengah suasana teror yang melanda, muncul kisah-kisah heroik yang memberikan secercah harapan di tengah kegelapan. Film dokumenter TOWER yang dirilis pada tahun 2016, mengangkat kembali kisah-kisah ini, membawa perhatian pada tindakan berani yang sering kali terlupakan dari para saksi, pahlawan, dan penyintas peristiwa tersebut.Penembakan dimulai ketika Charles Whitman, seorang mantan marinir yang dikenal cerdas, memanjat ke menara jam ikonik di kampus University of Texas. Dengan membawa senjata, ia mulai menembak siapa saja yang berada dalam jangkauan. Dalam waktu 96 menit, ia menewaskan 16 orang dan melukai lebih dari 30 lainnya. Peristiwa ini mengejutkan bangsa dan menjadi titik awal dari perdebatan panjang tentang kekerasan senjata di Amerika.
Namun, di balik tragedi tersebut, ada kisah tentang keberanian luar biasa. Banyak individu berjuang melawan rasa takut untuk menyelamatkan nyawa orang lain, menunjukkan kepahlawanan sejati yang sering kali terlupakan dalam sejarah.
Salah satu kisah heroik yang diangkat dalam TOWER adalah tentang Claire Wilson, seorang mahasiswa hamil yang ditembak oleh Whitman. Ketika ia tergeletak di bawah terik matahari, nyawanya diselamatkan oleh seorang mahasiswa bernama James Love. Dengan risiko nyawanya sendiri, James berlari ke area terbuka dan menyeret Claire ke tempat yang lebih aman.
Selain itu, kisah lain datang dari seorang petugas polisi bernama Houston McCoy, yang bersama rekannya, Ramiro Martinez, berhasil melumpuhkan Whitman di puncak menara. Aksi mereka tidak hanya mengakhiri penembakan, tetapi juga menyelamatkan banyak nyawa.
Ada juga banyak warga sipil yang tanpa pelatihan atau perlengkapan khusus, memilih untuk membantu sesama. Mereka menggunakan mobil mereka sebagai perisai untuk mengevakuasi korban, membawa mereka ke rumah sakit. Aksi-aksi ini menunjukkan solidaritas dan kemanusiaan yang luar biasa.
Tower, film dokumenter yang disutradarai oleh Keith Maitland, menggabungkan animasi dengan rekaman arsip dan wawancara. Pendekatan unik ini tidak hanya menghadirkan kembali peristiwa tersebut, tetapi juga memberi suara kepada mereka yang terlibat langsung.
Film ini membawa kita masuk ke dalam pengalaman emosional para penyintas dan saksi. Dengan cara ini, TOWER berhasil memberikan perspektif yang lebih manusiawi terhadap tragedi tersebut. Kisah-kisah heroik yang sebelumnya tenggelam dalam sejarah akhirnya mendapatkan tempatnya yang layak.
Claire Wilson, misalnya, berbicara tentang trauma yang ia alami selama puluhan tahun dan bagaimana ia akhirnya menemukan kedamaian. Polisi Houston McCoy, yang jarang mendapatkan pengakuan atas tindakannya, juga diceritakan kembali sebagai sosok yang berjasa besar dalam menghentikan penembakan.
Tragedi ini mengajarkan banyak hal kepada dunia. Salah satunya adalah pentingnya keberanian dan solidaritas di tengah krisis. Banyak orang dalam situasi tersebut memilih untuk bertindak, meskipun nyawa mereka terancam.
Selain itu, penembakan ini juga menjadi awal mula dari pembahasan serius tentang keamanan kampus dan penanganan situasi darurat. Tindakan para polisi dan warga sipil menjadi contoh bagaimana kerja sama bisa menyelamatkan banyak nyawa.
Namun, TOWER juga mengingatkan kita tentang perlunya mengenang para korban dan pahlawan dari peristiwa seperti ini. Kisah mereka sering kali hilang di tengah pembahasan tentang pelaku atau peristiwa itu sendiri. Film ini memberikan penghormatan kepada mereka yang terlupakan, memperlihatkan bahwa bahkan dalam kegelapan, ada cahaya dari tindakan manusia yang penuh keberanian.
Hari ini, menara di University of Texas tetap berdiri, menjadi pengingat bisu akan tragedi yang terjadi. Namun, berkat film seperti TOWER, peristiwa tersebut tidak hanya dikenang sebagai hari penuh duka, tetapi juga sebagai momen di mana manusia menunjukkan kepahlawanannya.
Dunia dapat belajar banyak dari kisah-kisah ini. Keberanian, solidaritas, dan kemanusiaan adalah nilai-nilai yang harus selalu kita junjung, terutama dalam menghadapi krisis. Tragedi seperti penembakan di menara University of Texas memang meninggalkan luka, tetapi kisah heroik yang muncul darinya menjadi warisan yang tak ternilai.
Tower bukan hanya sebuah film dokumenter; ia adalah penghormatan kepada mereka yang kehilangan nyawa, mereka yang bertahan, dan mereka yang memilih untuk menjadi pahlawan. Tahun 1966 adalah tahun yang akan selalu diingat sebagai momen kelam, tetapi juga sebagai pengingat bahwa bahkan dalam situasi paling mengerikan, keberanian manusia bisa bersinar terang.
Dengan menghidupkan kembali kisah-kisah heroik ini, kita tidak hanya menghormati para pahlawan dan penyintas, tetapi juga memastikan bahwa nilai-nilai kemanusiaan yang mereka tunjukkan akan terus menginspirasi generasi mendatang.